Sabtu, 27 Januari 2024

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

 


Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia berdasarkan data dan fakta keberadaan dari Landschap en Regentschap Poeger hadir pada masa lalu (presence of the past) sebagai wilayah sejarah dari Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia (Lihat: Gambar). Fungsi dari Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia merupakan poin-poin dari perjalanan masa lalu dari keberadaan dan dinamika masyarakat yang menghuni di Pulau Jawa Bagian Timur (Java’s Oosthoek), terutama masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur.

Boemi Poeger merupakan terjemahan dari Landschap Poegar yang tertera dalam Peta Valentijn tahun 1726 sebagai bagian dari buku Groot Java of te Java Major. Fakta ini didukung oleh peta yang dikeluarkan oleh Thomas Stamford Raffles tahun 1817 M yang berjudul A map of Java: Chiefly from surveys made during the British administration constructed in illustration of an account of Java yang dianggap sebagai first scientific map of Java (Peta Ilmiah Pertama dari Pulau Jawa), serta keterangan-keterangan dalam History of Java yang ditulis Raffles, menunjukkan Regentschap Poegar sebagai bagian wilayah dari Pulau Jawa.

Didukung arsip-arsip colonial V.O.C.,Kuasa Kerajaan Belanda (1800 – 1808 M), Masa Daendels 1808 – 1811 M, Masa Pendudukan Inggris di Jawa 1811 – 1817 M, serta Nederlandsch Indie (Hindia  Belanda) periode 1818 / 1819 M sampai 1900 M menunjukkan fakta bahwa Landschap dan Regentschap Poegar berada sebagai bagian dari wilayah yang disebut Java’s Oosthoek (Pojok Timur Pulau Jawa) yang kemudian pada tahun 1819 M menjadi sebagai Afdeeling Bondowoso. Sedangkan pada masa berikut pada tahun 1883 Afdeeling Bondowoso dimekarkan menjadi dua, yaitu: Afdeeling Bondowoso dan Afdeeling Djember.

Story line ini sebagai enterpoint (titik masuk) untuk menelusuri keberadaan masa lalunya sebelum 1726 M dan menelisik jauh perkembangan setelah tahun 1817 M. Periode 1726 – 1817 M merupakan masa konsolidasi kewilayahan akibat kolonialisasi dan imperialism bangsa asing (eksogen) yang tentu saja terdapat dinamika dari factor dalam (endogen) dalam wilayah ini yang memunculkan dinamika historis menjadi fondasi dan background dari perkembangan selanjutnya, Story line bermanfaat menjadi kerangka sistematis dalam penelusuran, analisis dan interpretasi, serta pengungkapan berbagai peristiwa masa lalu, khususnya di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember, serta perkembangan dinamika pada umumnya baik ditingkat Propinsi Jawa Timur maupun di nasional.

Data dan Fakta yang dipergunakan dalam menyusun Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia merupakan hasil penelusuran sejak tahun 2007, dan lebih giat dan ekstensif pada tahun 2011 / 2012 sampai saat ditulisnya story line ini, dan hasil penelusuran tersebut menjadi koleksi dari Perpustakaan dan Museum Boemi Poeger yang dikelola oleh Yayasan Boemi Poeger Persada.

Semoga Bermanfaat – Terlimpahi Berkah dan Rezeki.

Y,S,H, 27012024

 


Jumat, 26 Januari 2024

GAROEDAMUKA : Inspirasi Lambang Garuda sebagai Lambang Negara Republik Indonesia



GARUDAMUKHA MERUPAKAN LAMBANG DARI KERAJAAN KAHURIPAN PADA ERA KEPEMIMPINAN AIRLANGGA, SERTA KERAJAAN-KERAJAAN PELANJUT KAHURIPAN, YAITU PANJALU (KADIRI) DAN JENGGALA. GARUDAMUKHA INI PADA KEMUDIAN HARI MENJADI INSPIRASI DARI LAMBANG GARUDA SEBAGAI LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA.


Salah satu Arca Garuda temuan dari Jawa Timur (lokasi tepat belum teridentifikasi) menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia. Garuda yang diarcakan tersebut wajahnya menghadap ke samping seperti layaknya berbagai relief di candi-candi Jawa Timur.

Garuda yang digambarkan dalam arca tersebut menggenggam seperti kendi yang berbentuk bulat di tanngan kanannya, diduga sebagai tempat menyimpan tirtha amrta (air kehidupan, air keabadian). Garuda, dalam kisah Garudeya, dikisahkan berupaya memperoleh tirtha amrta untuk membebaskan Bundanya, Vinata yang diculik dan ditawan oleh Kadru.

Simbol Garuda dipergunakan sebagai Simbol Kenegaraan sejak era Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh dua kerajaan penerus Airlangga yang dipimpin dua putera beserta keturunannya, yaitu: Kerajaan Panjalu (Kadiri) dan Kerajaan Jenggala. Kerajaan Panjalu / Kadiri dengan rajanya Sri Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala di bawah kepemimpinan Mapanji Garasakan.

Lambang Kenegaraan Kahuripan era Raja Airlangga disebut Garudamukha. Airlangga dipercaya sebagai titisan Wisnu, dan Garuda adalah burung suci yang menjadi tunggangan atau wahana salah satu dewa utama dalam kepercayaan Hindu tersebut.

Penyebutan Garudamukha termaktub dalam beberapa ungkapan pada masa Airlangga, salah satunya yang berbunyi:

“Gumereh ikang gong gendhing surak umwang gumuruh kang dhwaja mawagatra garudhamukha lancana rekta kumlab munggwing umiringaken dening wadwa manunggang waji mwang gajah”.

Berarti: “Suara gong dan tembang bergemuruh terdengar menyertai barisan balatentara dan bendera dengan lencana Garudamukha berkibar diiringi oleh para prajurit yang menaiki kuda serta gajah.”

(Y.S.H / dari berbagai sumber / 26012024)

--- detil penjelasannya akan ditayangkan dalam channel YouTube : @boemipoegerchannel

Senin, 22 Januari 2024

LANDSCHAP POEGAR – BOEMI POEGER SEBAGAI BAGIAN DARI JAWA BESAR (GROOT DJAVA)



Peta  yang menunjukkan keberadaan Landschap Poegar sebagai bagian dari  Groot Djava atau Java Major atau Jawa Besar merupakan bagian lembaran peta yang termuat dalam buku Beschryving van Groot Djava ofte Java Major karya Francois Valentijn yang terbit pada tahun 1726 M.  Buku Valentijn tersebut memiliki judul : Beschryving van Groot Djava, ofte Java Major, behelzende een zeer fraaje landbeschryving van dit magtig eyland, benevens een aanwyzing der landen onder den keyzer van Java, onder den koning van Bantem, onder Soerapati, en den Prins van Balamboang, behoorende, met de zaaken tot alle die vorsten betrekkelyk, en voornamentlyk een verhaal van het koningryk Jakatra, of van de landen, onder de E. Nederlandsche Maatschappy behoorende, mitsgaders een omstandige beschry ving der stadt Batavia, haare verovering, en grondvesting, benevens de levens der opperlandvoogden van Indien, yang diterbitkan di Dordrecht-Amsterdam.

 

Disebutkan dalam buku Valentijn tersebut bahwa Poegar (Landschap Poegar) berada di bagian selatan dan utara  terbentang antara (Gunung Raung) di timur dan (Gunung Semeru) di Barat yang berada dalam kuasa Soerapati yang bergelaar Radin Aria Wiranegara (Valentijn, 1726: 50-51). Batas Barat dari Landschap Poegar adalah Landschap Lodaja dan Singosarie, batas utara Passoeroewan dan Panarucan, serta batas Timur adalah Balamboangan alias Blambangan. Sedangkan kedudukan pusat yang menjadi kota dari Landschap Poegar adalah Stad Poegar (Kota Puger).

 

Landschap Poegar ini kemudian diterjemahkan sebagai BOEMI POEGER. Keberadaan Boemi Poeger sebagai bagian dari wilayah Jawa Besar (Pulau Jawa) terungkap dari sumber primer salah satunya catatan Valentijn 1726 yang kemudian dituangkan dalam kartografinya yang cakupan wilayahnya antara bagian timur Gunung Semeru dan bagian barat Gunung Raung dengan batasan sebelah timur adalah Balambongan / Blambangan, sebelah utara Passarowan dan Panarukan, bagian barat Lodaja dan Singasari, dan bagian selatan adalah Lautan India (Hindia Ocean) yang terdapat Pulau Nusa Barong.

 

Story Line – Boemi Poeger (SL-BP, 001)

Selasa, 16 Januari 2024

DE MODELBOERDERIJ REMBANGAN : Plantjongan Lawas ring Djember (Tempat Wisata Kuno di Jember) - Konsep Agrowisata di Jember telah dikembang pada tahun 1939 M dengan penyelenggaraan De Modelboerderij Rembangan atau Pertanian Terpadu Rembangan.



(Pertanian Terpadu Rembangan pada tahun 1939 M)


Plantjongan Lawas ring Djember (Tempat Wisata Kuno di Jember) - Konsep Agrowisata di Jember telah dikembang pada tahun 1939 M dengan penyelenggaraan De Modelboerderij Rembangan atau Pertanian Terpadu Rembangan.


Informasi lengkap tentang Plantjongan Lawas ring Djember (Tempat Wisata Kuno di Jember) silakan hubungi Perpustakaan dan Museum Boemi Poeger.
 

Senin, 15 Januari 2024

PERGERAKAN NASIONAL MERASUK KE DAERAH - KABUPATEN JEMBER PADA MASA PERGERAKAN 1900 - 1942


Oleh
Y. Setiyo Hadi

 

Periode 1900 sampai 1942, dalam konteks Sejarah Nasional Indonesia, dikenal sebagai Pergerakan Nasional yang dijuluki pula sebagai Abad Nasionalisme (Kartodirdjo, 1990: ix). Pergerakan Nasional muncul sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme yang menyeruak imperialisme dan kolonialisme dalam abad 19 M dan awal abad 20 M.

Ekspansi Barat sejak penghujung abad 15 M menampilkan Belanda dengan V.O.C. memegang monopoli dan hegemoni politik di Nusantara dengan perlawanan di mana-mana. Di Pojok Timur Pulau terjadi perlawanan Blambangan sampai terjadinya Puputan Bayu.

Begitu pula di bagian Bondowoso dan Jember yang pada masa V.O.C. dalam kesatuan lokal Landschap / Regentschap Poeger sebelum sistem Residentie (Karesidenan) di berlakukan terjadi gejolak di Pulau Nusa Barong antara tahun 1776 - 1790. Gejolak di Nusa Barong dinarasikan oleh Sri Margana dalam artikelnya “Nusa Barong On Fire” (Margana, 1994).

Kemudian menjelang berakhir abad 18 Masehi, diwilayah Regentschap Poeger (Bondowoso dan Jember) terjadi gejolak perlawanan lokal. Gagak Baneng dicatat C.J. Bosch melakukan perlawanan di Tegal Banteng (Bosch, 1857).

Integrasi kewilayahan lokal di pojok timur Jawa ke dalam negara kolonial terjadi antara tahun 1800 - 1830 M dengan terbentuknya Residentie Bezoeki. Era ini terjadi perlawanan Aryo Galedak yang menjadikan Regentschap Poeger sebagai Afdeeling Bondowoso yang mengintegrasikan Puger dan Jember dalam Afdeeling Bondowoso (Bosch, 1857).

Abad 19 M, Bondowoso, Bondowoso dan Jember, terintegrasi dalam Sistem Kolonial beserta sistem eksploitasinya membawa dampak luas dengan terjadinya komersialisasi, industrialisasi pertanian, serta birokratisasi. Terjadi pula modernisasi di bidang komunikasi, transportasi, dan edukasi.

Periode awal abad 20 M di Jember terjadi perlawanan kaum Santri di Curahwelut Kawedanan Rambipuji dengan sosok pemimpin Kjai Aminah terkait hak-hak atas tanah yang dikuasai oleh Onderneming dengan dikemas isu Prang Sabil (Bosman, 1906)

Periode 1900 - 1942 terjadi Pergerakan Nasional yang menyeruak  ke seluruh daerah. Gejolak terjadi terkait hak-hak kaum buruh perkebunan di Karangharjo Silo Jember yang dipimpin oleh Haji Abdul Jabbar tahun 1932 yang berafiliasi dengan Partai Sarekat Islam yang sebelumnya adalah Sarekat Islam. H.O.S. Tjokroaminoto tokoh utama SI sering bertandang ke Silo (De Indische Courant 22 – 07 – 1932),.

Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional yang muncul pada antara 1900 sampai 1942 sampai juga tumbuh berkembang di Kabupaten Jember yang dikenal sebagai wilayah perkebunan dengan berbagai onderneming yang diinvestasikan ke bangsa Eropa.

Menarik untuk ditelisik terus Spirit Pergerakan Nasional di wilayah Kabupaten Jember antara tahun 1900 sampai 1942 M. Untuk mengisi ruang kosong dari struktur dasar dari sejarah Jember.

 

Kencong, 15 Januari 2024 Masehi 

PENDOPO DESA KENCONG 1950 - an


Koleksi : Perpustakaan Boemi Poeger


Pendopo Desa Kencong 1950-an, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember merupakan rumah keluarga almarhum Bapak Soepadmo yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Kencong.


Foto merupakan repro dari foto koleksi Perpustakaan Boemi Poeger dengan bingkai dari kardus bekas yang diolah sedemikian rupa sehingga terbentuk kreatifitas Pigura.


Informasi : Perpustakaan dan Museum Boemi Poeger

Jumat, 14 April 2017

MENEMUKAN JATI DIRI JEMBER SEBAGAI MASYARAKAT MULTIKULTURAL



Oleh

Y. Setiyo Hadi



“Jember memiliki jatidiri masyarakat yang multikultural,” demikian ungkap Y. Setiyo Hadi yang akrab dipanggil dengan Mas Yopi sebagai Penggagas dan Pengelola RUMAH SEJARAH. Mas Yopi menjelaskan bahwa jati diri Jember harus dirunut sepanjang sejarah yang terjadi di wilayah kabupaten Jember mulai dari prasejarah sampai hari ini.

Tidak sepotong-potong melihat sejarah perjalanan kabupaten Jember merupakan hal penting yang harus disosialisasikan, demikian ungkap Mas Yopi yang malang melintang sebagai salah satu pelopor pegiat sejarah di Kabupaten Jember dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sejak tahun 2007, jebolan jurusan sejarah di salah satu universitas negeri terkenal di Indonesia, Mas Yopi berfokus pada kegiatan menelusuri dan mengembangkan potensi sejarah, khususnya sejarah Kabupaten Jember.

“Masyarakat Jember dalam perjalanan sejarahnya merupakan masyarakat pendatang dari berbagai kultur yang bermacam-macam,” kata mas Yopi saat diwawancari media petisi.co sambil ngopi rempah bersama-sama. Tatkala ditanya apa buktinya kalau dalam sejarahnya Kabupaten Jember menunjuk masyarakat Jember sebagai masyarakat multikultural?. Menjawab pertanyaan media, sebelum Mas Yopi membeberkan bukti-bukti Jember yang multikultural terlebih dahulu menjelaskan definisi tentang multikultural.

Multikultural berakar kata dari kultural yang berarti kebudayaan, sedangkan multi berarti banyak atau jamak atau plural. Pendekatan multicultural merupakan pandangan tentang keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam suatu wilayah yang diwujudkan dengan melihat bahwa kebenaran tidak dimonopoli oleh diri sendiri atau kelompok sendiri, tetapi kebenaran juga dapat muncul dan dimiliki oleh orang lain atau kelompok.

“Sejarah Kabupaten Jember menunjukkan bahwa Jember memiliki kekayaan budaya yang layak disebut sebagai masyarakat multicultural,” demikian ungkap Mas Yopi yang berkutat dengan arsip-arsip colonial yang berbahasa Belanda. Peninggalan-peninggalan bersejarah lengkap dimiliki oleh Kabupaten Jember mulai era prasejarah, prasasti, era klasik majapahi, era klasik blambangan, colonial, pendudukan Jepang, sampai era kemerdekaan.

Berbagai peninggalan dan catatan sejarah menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Jember dihuni berbagai etnis budaya, antara lain: Madura, Jawa, Osing, Bugis, Mandar, Cina, Arab, Eropa, dan lain-lain. Mas Yopi dengan Rumah Sejarah-nya berupaya menggali dan mengembangkan potensi multicultural dalam sejarah di wilayah Kabupaten Jember dan sekitarnya.

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...