Jumat, 26 Oktober 2012

“DUKUNG 100% INDUSTRIALISASI DI JEMBER!!!” : Setiyo Hadi Ketua Taman Baca Budaya (TBB) SALAM Jember (Bagian 1)



Setiyo Hadi, Ketua TBB SALAM Jember

Banyak Kalangan yang menentang kebijakan Bupati Djalal (Bupati Jember) yang berupaya melakukan industrialisasi di Jember. Kebijakan ini dianggap menabrak Rencana Tata Ruang, baik tingkat nasional maupun propinsi Jawa Timur.

Di tengah penentangan terhadap kebijakan industrialisasi Pak Djalal, muncul suara “Dukung 100% Industrialisasi Di Jember!!!” yang disuarakan Setiyo Hadi, Ketua Taman Baca Budaya (TBB) SALAM Jember. Berikut ini wawancara Kencong News dengan Setiyo Hadi.

Kencong News:
Apa pendapat anda tentang industrialisasi yang dicanangkan oleh Pak Djalal (Bupati Jember)?
Setiyo Hadi :
Apa yang dilakukan Pak Djalal itu sebetulnya hal yang lumrah dan biasa aja, tidak ada yang perlu dirisaukan. Bahkan kalau memang benar-benar bisa menyejahterakan rakyat Jember kebijakan itu harus didukung.

Kencong News:
Apa harus didukung meskipun kebijakan tersebut melanggar aturan, Rencana Tata Ruang, yang lebih di atasnya dan akan mengurangi lahan pertanian sekitar 50%?
Setiyo Hadi:
Ada yang perlu disamakan persepsinya, yaitu tentang makna industrialisasi itu sendiri.

Kencong News:
Maksud anda?
Setiyo Hadi:
Perubahan sosial ekonomi menjadi proses utama dilakukan dalam industrialisasi, yaitu terjadinya perubahan system mata pencaharian masyarakat agraris berubah menjadi masyarakat industry. Dalam masyarakat industry mempunyai cirri utama semakin beragamnya pekerjaan yang ditandai dengan spesialisasi dalam pekerjaan, serta gaji dan penghasilan yang tinggi.

Kencong News:
Apakan masyarakat Jember saat ini dan akan datang siap menghadapi proses industrialisasi?
Setiyo Hadi:
Industrialisasi sangat berkaitan dengan inovasi teknologi. Saya lihat, saat ini teknologi informasi sudah masuk ke pelosok dusun dan desa di seluruh Jember. Jaringan telepon seluler sudah masuk ke pelosok Jember, bahkan setiap orang sudah menggunakan HP sebagai alat komunikasi. Ini merupakan modal awal dari industrialisasi.
Masyarakat Jember sudah mampu mengakses dunia luar dengan kecanggihan selular maupun internet. Internet sudah masuk ke desa – desa. Sehingga saat ini sudah sedikit yang gaptek alias gagap teknologi. Yang jadi persoalan masyarakat Jember hanya menjadi konsumen dari produk-produk teknologi tersebut, belum mampu memproduksinya.
Masyarakat Jember sesungguh berada pada kondisi “pancaroba” atau peralihan yang rentan dengan berbagai permasalahan sosial.

Kencong News:
Apa yang dimaksud dengan kondisi “pancaroba” tersebut? Tolong jelaskan lebih jelasnya.
Setiyo Hadi:
Masyarakat Jember sedang berada dalam proses perubahan dari masyarakat agrari menuju masyarakat industry, jelasnya belum dalam fase industrial, Ibarat sudah musim kemarau menjelang musim hujan, tapi belum musim hujan, ini yang dimaksud dari musim pancaroba. Begitu pula kondisi pancaroba adalah kondisi peralihan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industrial.
Masyarakat Jember masih berada dalam kultur agraris yang berada pada fase menuju masyarakat industrial. Seperti yang diungkapkan Jakoeb Oetama saat ini kita berada dalam dunia yang borderless, tanpa batas, tanpa sekat, terbuka dan trasparan, perbedaan dan kesenjangan disaksikan bersama dan mau tak mau menjadi kesadaran dan gugatan bersama.
Pada kondisi pancaroba ini kesenjangan social semakin terlihat menganga, bagaikan luka bakar akut tanpa adanya perban. Ketidak adilan di bidang ekonomi semakin nyata terlihat. Inilah yang menjadi pokok dari gugatan dan tentangan terhadap kebijakan industrialisasi yang belum diterangkan secara nyata.
Kondisi masyarakat Jember saat ini tidak dapat dilepaskan kondisi Nasional sejak timbulnya Krisis tahun 1997 yang mendorong Reformasi 1998. Krisis yang memunculkan reformasi merupakan puncak gunung es, hari demi hari sampai sekarang ini mulai jelas sosok gunung es tersebut.
Krisis dan Reformasi yang multidimensi memunculkan kondisi pancaroba sampai saat ini. Ekonomi pancaroba, social pancaroba, hukum pancaroba, politik pancaroba, serta kebudayaan pancaroba. Kondisi pancaroba ini menghadirkan konflik vertical dan horizontal yang berkepanjangan dapat menjadi ancaman disintegrasi bangsa. Kondisi pancaroba ini memunculkan suasana yang dilematis.


Kencong News:
Apa relevansinya kondisi pancaroba tersebut dengan kebijakan Bupati Djalal yang melakukan industrialisasi di Jember?
Setiyo Hadi:
Penentangan terhadap kebijakan Bupati Jalal berkaitan industrialisasi di Jember merupakan wujud dari kondisi dilematis dalam kondisi social yang pancaroba.
Pertama, Bupati Djalal menggulirkan kebijakan untuk industrialisasi di Jember dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Namun indusstrialisasi yang digulirkan Djalal belum diperkuat landasan konseptual yang mapan. Sekedar kegalauan Pak Djalal akan ketidakperdulian pemerintah pusat dan daerah tingkat propinsi tentang berbagai kebijakan di Jember yang saat ini Bupatinya adalah Djalal.
Kedua, penentangan terhadap kebijakan untuk industrialisasi di Jember pun menunjukkan kondisi dilematis masyarakat pancaroba, bahwa lontaran Pak Djalal itu menabrak Rencana Tata Ruang Pusat dan Propinsi serta rencana industrialisasi ini dianggap akan mengalihfungsikan banyak lahan sawah menjadi pabrik-pabrik.

Kencong News:
Lalu, setujukah anda terhadap kebijakan industrialisasi Pak Djalal ?
Setiyo Hadi :
Saya dukung 100% industrialisasi di Jember yang berbasiskan pada kultur masyarakat Jember. Industri yang berbasiskan kultur (industrial based culture) inilah yang dikembangkan dan cocok di Jember.
Kultur masyarakat Jember masih dalam kondisi pancaroba, masih dominan dalam kultur agraris. Sumber daya alam yang dominan untuk pertanian, perkebunan, serta peternakan-perikanan (baik laut maupun darat).Industri pertambangan masih rentan dengan penentangan dari masyarakat yang kuatir akan kerusakan alam.
Indusstri yang berbasiskan kultur dimaksud disini yang pertama adalah INDUSTRI PERTANIAN TERPADU. Industri pertanian terpadu telah diuji cobakan di Jepang – Cina. Kultur masyarakat Jember sangat cocok dengan pengembangan dan pembangunan INDUSTRI PERTANIAN TERPADU.
Kedua industi yang berbasiskan kultur perlu mendapat perhatian lebih serius INDUSTRI KREATIF. Industri kreatif ini berkaitan dengan aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan penciptaan pengetahuan dan informasi.
Industri kreati bermula dari pemanfaatan hasil / produk kreativitas, keterampilan, serta bakat dan minat dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi dan social. Industri kreati berupaya mengeksploitasi daya kreasi dan cipta manusia yang terdiri dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, fashion, film, music, seni pertunjukan, penerbitan, serta penelitian dan pengembangan.
Perlu ditegaskan bahwa kita Dukung 100% industrialisasi di Jember yang berbasiskan cultural yang mengedepankan Industri Pertanian Terpadu dan industry kreatif.(KN-26102012)

Minggu, 21 Oktober 2012

RESENSI BUKU : REGENTSCHAP / KABUPATEN POEGER "MEMBUKA JALAN BARU" SEJARAH JEMBER


Rp. 65.000,-
Keberadaan suatu wilayah seperti yang dilihat pada kondisi kekinian tidaklah terlepas dari proses di masa lalu saat menjadi seperti pada kekinian. Sehingga pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu suatu wilayah penting untuk memahami proses terjadinya sesuatu di masa kini dan di masa datang.
Refleksi, seperti hal kaca spion kendaraan, menjadi salah satu peran sejarah sebagai kaca di masa kini dan masa datang. Penulisan sejarah bukanlah sekedar sebagai proyek untuk mendapatkan keuntungan sesaat, namun merupakan proyek yang berkelanjutan dalam merekam memori kesadaran umum terhada jati diri manusia.
Perkembangan teknologi komunikasi di masa modern mempermudah untuk penelusuran sumber yang berada jauh di negeri seberang lautan. Arsip-arsip Kolonial Belanda di Negeri Belanda yang mengungkap tulisan dan dokumen tentang negeri jajahan, dengan perkembangan teknologi komunikasi internet, mudah didapat.
Arsip-arsip Kolonial Belanda, terutama peta-peta, dapat ditemukan dalam beberapa situs website pengelola arsip di Negeri Belanda. Situs website yang membantu terwujudnya tulisan ini adalah www.gahetna.nl, www.kitlv.nl, dan www.geheugenvannederland.nl.
Pengungkapan Sejarah Regentschap / Kabupaten Poeger sebagai akar dari keberadaan Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadikan sumber kolonial Belanda sebagai bahan informasi terbesar. Selain berasal dari laporan-laporan jurnal resmi yang diterbitkan pemerintah Kolonial Belanda dan peta-peta (kartografi) lama menunjukkan secara jelas keberadaan Regentschap / Kabupaten Poeger antara abad 17 M sampai awal abad 19 M.
Tulisan ini berupaya mengungkap bagian periode sejarah Jember sebagai Regentschap / Kabupaten Poeger. Semoga bermanfaat dalam mengungkap masa lalu Jember, sehingga terbuka dan terang masa lalu Jember.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Refleksi Resolusi Jihad Bagi Generasi Muda (Resolusi Jihad Nahdatul Ulama 22 Oktober 1945)



Keberadaan Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan tanggal 22 Oktober 1945 seringkali dilupakan dalam pelajaran dan pengajaran resmi sejarah Indonesia. Semangat dari Resolusi Jihad  menjadi benteng yang kokoh dalam upaya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari usaha Belanda kembali menjajah bumi Nusantara.
Sebelum kita mengambil pelajaran / refleksi dari Keberadaan Resolusi Jihad bagi sejarah dan masa depan bangsa Indonesi, perlu disarikan proses munculnya Resolusi Jihad.
-        17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia;
-        Belum genap satu bulan Indonesia merdeka mendapat cobaan yang berat dengan datangnya Sekutu yang diboncengi oleh Tentara Belanda;
-        Soekarno dan Hatta berupaya secara diplomatic agar sekutu bekerja professional menangani tahanan perang Jepang tanpa mengusik kemerdekaan Indonesia;
-        Bung Karno galau secara matematis apabila melakukan perang sekutu akan kalah dari persenjataan dan kemampuan tentara yang lebih terampil, kemudian secara rahasia mengadakan hubungan dengan KH Hasyim Asyari untuk meminta fatwa jihad membela Negara;
-        KH Hasyim Asyari kemudian memanggil KH Wahab Hasbullah, kemudian KH Wahab mengumpulkan Ketua-ketua NU se-Jawa dan Madura untuk membahas persoalan jihad membela Negara. Juga tokoh Cirebon yang terkenal kekuatan spiritualnya KH Abdullah Abbas Buntet beserta kiai-kiai utama di Jawa untuk melakukan sholat isthikoroh;
-        21-22 Oktober 1945, ketua-ketua NU seluruh Jawa Madura berkumpul di Surabaya untuk membahas jihad membela Negara;
-        Tanggal 22 Oktober 1945 pertemuan NU se Jawa Madura ini mengambil rumusan penting yang kemudian dikenal sebagai RESOLUSI JIHAD NU, yaitu:
1.   Setiap muslim, tua, muda, dan miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia;
2.  Pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak disebut syuhada;
3.  Warga Indonesia yang memihak penjajahan dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional dan oleh karena itu harus dihukum mati;
-        Kemudian Dokumen Resolusi Jihad ini disebar dengan tulisan Arab Pegon ditanda tangani KH Hasyim Asy’ari dan di sebar ke seluruh pesantren di Jawa Madura dan komandan-komandan pasukan lascar Hisbullah – Fisabillah dan TRI, juga dimuat dalam Koran-koran perjuangan;
-        Berita kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi Tentara Belanda ke Surabaya dengan kekuatan penuh, berbondong-bondong lasykar tua muda pria wanita dating Surabaya untuk mempertahankan kota ini, ribuan santri dari berbagai penjuru Jawa Timur berbondong-bondong ke Surabaya untuk mempertahankan kota ini dari cengkeraman penjajah;
-        Resolusi Jihad NU menggelorakan semangat perjuangan rakyat Jawa Timur, rakyat Surabaya khususnya, untuk mempertahankan Surabaya dari rebutan Tentara Sekutu;
-        Bung Tomo sebagai tokoh pemuda Surabaya mempunyai hubungan dengan KH Hasyim Asy’ari dan terkenal dengan takbir ALLAHU AKBAR dalam menolak ancama Sekutu ….. terjadilah Peristiwa 10 November 1945 yang membuat dunia terbelalak kekuatan rakyat mampu mengalahkan Tentara Sekutu yang canggih dan modern.
Peristiwa ini perlu menjadi ruh bagi seluruh bangsa Indonesia, karena Resolusi Jihad NU tidak ada batas expired-nya. Resolusi Jihad NU senantiasa relevan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk segala generasi.

Jumat, 12 Oktober 2012

KESALAHAN PENYEBUTAN SUMBER DAN ISI DESKRIPSI FOTO DALAM BUKU DPRD KABUPATEN JEMBER (BUKU I)

  

Isi Surat yang disampaikan kepada Sekretaris DPRD Kabupaten sebagai penanggung jawab penulisan dan penerbitan BUKU DPRD DALAM PERKEMBANGAN KABUPATEN JEMBER:

No.       : 25 / TBB – SALAM /X/ 2012
Lamp.  : 1 berkas
Hal.      : Kesalahan Isi Dan Revisi Buku DPRD

                                                                                  Kepada Yth.
Sekretaris DPRD Kab. Jember
Di Jember

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan diterbitkan dan disebarluaskannya buku DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PERKEMBANGAN KABUPATEN JEMBER, Buku I dan Buku II, sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui jejak perjalanan DPRD Kabupaten Jember dari masa ke masa.
Namun demikian, masih terdapat kesalahan  beberapa isi foto yang ditampilkan dalam BUKU I. Kesalahan utama terjadi dalam penyebutan sumber dan deskripsi dari isi foto. Uraiannya sebagai berikut:
1.      Dokumentasi Foto No. 4.18 hal. 127 yang sumbernya dari AFTON tanpa menyebutkan sumber aslinya dan deskripsinya tidak sesuai dengan sumber awal.
Sumber awal :
2.      Dokumentasi Foto No. 4.21 hal. 130 yang sumbernya dari AFTON tanpa menyebutkan sumber aslinya dan deskripsinya tidak sesuai dengan sumber awal.
Sumber awal :
3.      Dokumentasi Foto No. 4.22 hal. 130 yang sumbernya dari AFTON tanpa menyebutkan sumber aslinya dan deskripsinya tidak sesuai dengan sumber awal.
Sumber awal :
4.      Dokumentasi Foto No. 4.30 hal. 135 yang sumbernya dari AFTON tanpa menyebutkan sumber aslinya dan deskripsinya tidak sesuai dengan sumber awal.
Sumber awal :
Selain itu, BUKU I, perlu ditambahkan keterangan tentang asal muasal pemerintahan di Kabupaten Jember. Hal yang menjadi kenyataan dan realitas yang diakui umum bahwa adanya Kadipaten (Regenschap) Poeger yang luasnya hampir sama dengan Kabupaten Jember saat ini. Ini tidak dibukukan dalam buku ini. Kami dari TBB SALAM mempunyai dan sedang melakukan penelitian tentang Kadipaten (Regentschap) Puger.
Oleh karena itu, perlu dikaji ulang dari isi DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PERKEMBANGAN KABUPATEN JEMBER BUKU I (Satu) dengan merevisinya dan menarik dari peredaran di masyarakat untuk menghindari kesalah pahaman yang mungkin terjadi.
Demikian informasi kami sampai agar menjadi perhatiannya.

Jember, 09 Oktober 2012
Hormat Kami,
 
Y. SETIYO HADI
Ketua TBB SALAM
 
Tanggal 11 Oktober 2012 mendapat jawaban lesan dari Bapak Faroeq sebagai Sekretaris DPRD Kabupaten Jember akan dikoordinasikan dengan panitia penyusun buku yang diketuai oleh Bapak Subadri.

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...