Sabtu, 20 Oktober 2012

Refleksi Resolusi Jihad Bagi Generasi Muda (Resolusi Jihad Nahdatul Ulama 22 Oktober 1945)



Keberadaan Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan tanggal 22 Oktober 1945 seringkali dilupakan dalam pelajaran dan pengajaran resmi sejarah Indonesia. Semangat dari Resolusi Jihad  menjadi benteng yang kokoh dalam upaya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari usaha Belanda kembali menjajah bumi Nusantara.
Sebelum kita mengambil pelajaran / refleksi dari Keberadaan Resolusi Jihad bagi sejarah dan masa depan bangsa Indonesi, perlu disarikan proses munculnya Resolusi Jihad.
-        17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia;
-        Belum genap satu bulan Indonesia merdeka mendapat cobaan yang berat dengan datangnya Sekutu yang diboncengi oleh Tentara Belanda;
-        Soekarno dan Hatta berupaya secara diplomatic agar sekutu bekerja professional menangani tahanan perang Jepang tanpa mengusik kemerdekaan Indonesia;
-        Bung Karno galau secara matematis apabila melakukan perang sekutu akan kalah dari persenjataan dan kemampuan tentara yang lebih terampil, kemudian secara rahasia mengadakan hubungan dengan KH Hasyim Asyari untuk meminta fatwa jihad membela Negara;
-        KH Hasyim Asyari kemudian memanggil KH Wahab Hasbullah, kemudian KH Wahab mengumpulkan Ketua-ketua NU se-Jawa dan Madura untuk membahas persoalan jihad membela Negara. Juga tokoh Cirebon yang terkenal kekuatan spiritualnya KH Abdullah Abbas Buntet beserta kiai-kiai utama di Jawa untuk melakukan sholat isthikoroh;
-        21-22 Oktober 1945, ketua-ketua NU seluruh Jawa Madura berkumpul di Surabaya untuk membahas jihad membela Negara;
-        Tanggal 22 Oktober 1945 pertemuan NU se Jawa Madura ini mengambil rumusan penting yang kemudian dikenal sebagai RESOLUSI JIHAD NU, yaitu:
1.   Setiap muslim, tua, muda, dan miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia;
2.  Pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak disebut syuhada;
3.  Warga Indonesia yang memihak penjajahan dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional dan oleh karena itu harus dihukum mati;
-        Kemudian Dokumen Resolusi Jihad ini disebar dengan tulisan Arab Pegon ditanda tangani KH Hasyim Asy’ari dan di sebar ke seluruh pesantren di Jawa Madura dan komandan-komandan pasukan lascar Hisbullah – Fisabillah dan TRI, juga dimuat dalam Koran-koran perjuangan;
-        Berita kedatangan pasukan Sekutu yang diboncengi Tentara Belanda ke Surabaya dengan kekuatan penuh, berbondong-bondong lasykar tua muda pria wanita dating Surabaya untuk mempertahankan kota ini, ribuan santri dari berbagai penjuru Jawa Timur berbondong-bondong ke Surabaya untuk mempertahankan kota ini dari cengkeraman penjajah;
-        Resolusi Jihad NU menggelorakan semangat perjuangan rakyat Jawa Timur, rakyat Surabaya khususnya, untuk mempertahankan Surabaya dari rebutan Tentara Sekutu;
-        Bung Tomo sebagai tokoh pemuda Surabaya mempunyai hubungan dengan KH Hasyim Asy’ari dan terkenal dengan takbir ALLAHU AKBAR dalam menolak ancama Sekutu ….. terjadilah Peristiwa 10 November 1945 yang membuat dunia terbelalak kekuatan rakyat mampu mengalahkan Tentara Sekutu yang canggih dan modern.
Peristiwa ini perlu menjadi ruh bagi seluruh bangsa Indonesia, karena Resolusi Jihad NU tidak ada batas expired-nya. Resolusi Jihad NU senantiasa relevan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk segala generasi.

Tidak ada komentar:

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...