Gudang
Seng, begitu orang umum menyebut, berada di Jalan Gajah Mada dalam deretan
komplek kantor dan gudang yang dimiliki oleh PTPN XII. Disebut sebagai Gudang
Seng karena total atap dari komplek gudang tersebut terbuat dari rangkaian
seng. Gudang Seng ini semula merupakan afpakschuur atau gudang pengepakan
tembakau yang digunakan perusahaan perkebunan Landbouw Maatschapij Oud Djember sekitar
tahun 1897 bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Probolinggo –
Klakah – Jember – Panarukan.
Foto
lama tentang Gudang Seng merupakan bagian dari galeri foto yang terdapat dalam
buku Landbouw Maatschapij Oud Djember 1859 – 1909. Sedangkan perbandingannya
adalah dua foto dari Gudang Seng yang difoto oleh penulis artikel ini pada hari
Minggu tanggal 11 September 2016 saat penulis melintas melalui jalan menuju
pulang ke Kencong.
Keberadaan
Gudang Seng ini sesungguhnya merupakan “monument” yang menceritakan tentang
kejayaan tembakau tatkala diusahakan oleh perusahaan perkebunan Landbouw
Maatschapij Oud Djember (LMOD) yang menyandang nama Oud Djember (Jember Lama). Penanaman
tembakau tahunan yang dilakukan Oud Djember (begitu dunia menyebut perusahaan
perkebunan LMOD) memiliki satu hamparan 8000 sampai 9000 bau (sekitar 6000 HA).
Pekerja
dari Oud Djember meliputi pekebun (planter) dan jajaran administrasi perusahaan
yang dipimpin oleh hoofadministratie alias kepala administrasi. Jumlah pekebun
yang dimiliki Oud Djember sampai tahun 35.000 pekebun. Perusahaan Oud Djember dipimpin
satu hoofdadministratie (kepala administrasi), yang dibagi
menjadi lima administrasi tembakau dan tiga administrasi kopi.
Dampak dari keberadaan perusahaan
perkebunan, seperti Oud Djember ini, menumbuh kembangkan para tukang,
pembakaran genteng, pembakaran batu kapur, dan dusun baru sekitarnya di daerah
terpencil (desa). Peningkatan penghasilan para penduduk berasal dari pembuatan
kerajinan welit (bahan atap), atau dengan penebangan dan pengangkutan kayu
bakar, dan bahan bangunan. Serta, di
luar musim panen ditemukan pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan tempat
pengeringan. Hampir di seluruh Jawa di temukan hewan ternak, yang tidak hanya diperlukan
untuk kerja lapangan, tetapi juga berperan besar dan penting bagi transportasi.
Penulis: Y. Setiyo Hadi
Jember, 12 September 2016