Temuan Gerabah Di Jember
Kabupaten
Jember memiliki penyebaran temuan gerabah bersejarah yang merata di seluruh
wilayah kabupaten ini. Umumnya temuan gerabah bersejarah di Jember berasal dari
masa Klasik atau Kerajaan Majapahit – Blambangan. Misalnya: kumpulan gerabah
yang ditemukan di Panggulmelati Desa Mayangan Gumukmas, Jember Selatan.
Jember
bagian selatan, dalam serat Pararaton maupun Negarakretagama / Desawanana yang
berasal dari masa Majapahit telah tercatat sebagai wilayah yang pernah terjadi
perang (Perang Sadeng) serta menjadi jalur perjalanan kunjungan resmi dari Raja
Hayam Wuruk. Terdapat titik temu antara keterangan dari kitab kuno bersejarah
dengan temuan-temuan arkeologis untuk menjelaskan adanya kehidupan di wilayah
Kabupaten Jember jauh sebelum datangnya kolonialisme Belanda di wilayah ini.
Temuan
gerabah bersejarah di Jember bagian Selatan ditemukan bersama dengan dengan
situs-situs primer (yaitu situs-situs yang baru ketahuan keberadaannya setelah
digali). Misalnya di desa Mayangan Kecamatan Gumumukmas yang terkait dengan
keberadaan Candi Deres (Tjandi Retjo) yang berada di Desa Purwoasri Kecamatan
Gumukmas.
Sekilas Sejarah Dan Potensi Gerabah
Nama
Gerabah digunakan untuk benda atau barang pecah belah yang bahan bakunya dari
tanah liat yang dibuat melalui proses pembakaran. Istilah gerabah ini dibedakan
dengan tembikar, serta istilah gerabah untuk menunjukkan keramik lokal sehingga
memberdakan dengan istilah keramik asing.
Gerabah
merupakan produk / hasil kebudayaan yang universal. Gerabah sudah dikenal pada
masa neolithikum ( sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi) di daratan Eropa serta
pada akhir Paleotikum (sekitar 25.000 tahun Sebelum Masehi) di wilayah Timur
dekat. Gerabah ditemukan di mana-mana.
Penemuan
gerabah setelah terjadinya “revolusi api” (ditemukan penggunaan api dalam
membantu kehidupan manusia), karena pembuatan gerabah membutuhkan api sebagai
pembakar campuran tanah liat dan air. Keberadaan tanah, air, api serta udara
dalam pembuatan gerabah ada di mana-mana di seluruh belahan dunia.
Sudut
pandang melihat gerabah sebagai produk kebudayaan bisa digunakan untuk
menggambarkan berbagai aspek dari kehidupan manusia. Ditemukan berbagai gerabah
dalam bidang arkeologis dan sejarah bermanfaat sebagai panduan yang menunjukkan
berbagai dinamika dan karakter kebudayaan yang beraneka ragam, serta bisa
digunakan sebagai alat penghubung antar kebudayaan.
Temuan
berbagai produk gerabah di situs Kendeng Lembu (timur Jember) yang lakukan
Heekeren tahun 1941 dan Soejono tahun 1969 memperlihatkan adanya kehidupan
manusia yang senantiasa terikat antara hubungan sosial-ekonomi dengan kegiatan
ritual.
Penulis
: Y. Setiyo Hadi
Jember,
11 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar