Minggu, 11 September 2016

TEMUAN GERABAH BERSEJARAH DI JEMBER





Temuan Gerabah Di Jember
Kabupaten Jember memiliki penyebaran temuan gerabah bersejarah yang merata di seluruh wilayah kabupaten ini. Umumnya temuan gerabah bersejarah di Jember berasal dari masa Klasik atau Kerajaan Majapahit – Blambangan. Misalnya: kumpulan gerabah yang ditemukan di Panggulmelati Desa Mayangan Gumukmas, Jember Selatan.
Jember bagian selatan, dalam serat Pararaton maupun Negarakretagama / Desawanana yang berasal dari masa Majapahit telah tercatat sebagai wilayah yang pernah terjadi perang (Perang Sadeng) serta menjadi jalur perjalanan kunjungan resmi dari Raja Hayam Wuruk. Terdapat titik temu antara keterangan dari kitab kuno bersejarah dengan temuan-temuan arkeologis untuk menjelaskan adanya kehidupan di wilayah Kabupaten Jember jauh sebelum datangnya kolonialisme Belanda di wilayah ini.
Temuan gerabah bersejarah di Jember bagian Selatan ditemukan bersama dengan dengan situs-situs primer (yaitu situs-situs yang baru ketahuan keberadaannya setelah digali). Misalnya di desa Mayangan Kecamatan Gumumukmas yang terkait dengan keberadaan Candi Deres (Tjandi Retjo) yang berada di Desa Purwoasri Kecamatan Gumukmas.

Sekilas Sejarah Dan Potensi Gerabah
Nama Gerabah digunakan untuk benda atau barang pecah belah yang bahan bakunya dari tanah liat yang dibuat melalui proses pembakaran. Istilah gerabah ini dibedakan dengan tembikar, serta istilah gerabah untuk menunjukkan keramik lokal sehingga memberdakan dengan istilah keramik asing.
Gerabah merupakan produk / hasil kebudayaan yang universal. Gerabah sudah dikenal pada masa neolithikum ( sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi) di daratan Eropa serta pada akhir Paleotikum (sekitar 25.000 tahun Sebelum Masehi) di wilayah Timur dekat. Gerabah ditemukan di mana-mana.
Penemuan gerabah setelah terjadinya “revolusi api” (ditemukan penggunaan api dalam membantu kehidupan manusia), karena pembuatan gerabah membutuhkan api sebagai pembakar campuran tanah liat dan air. Keberadaan tanah, air, api serta udara dalam pembuatan gerabah ada di mana-mana di seluruh belahan dunia.
Sudut pandang melihat gerabah sebagai produk kebudayaan bisa digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek dari kehidupan manusia. Ditemukan berbagai gerabah dalam bidang arkeologis dan sejarah bermanfaat sebagai panduan yang menunjukkan berbagai dinamika dan karakter kebudayaan yang beraneka ragam, serta bisa digunakan sebagai alat penghubung antar kebudayaan.
Temuan berbagai produk gerabah di situs Kendeng Lembu (timur Jember) yang lakukan Heekeren tahun 1941 dan Soejono tahun 1969 memperlihatkan adanya kehidupan manusia yang senantiasa terikat antara hubungan sosial-ekonomi dengan kegiatan ritual.

Penulis : Y. Setiyo Hadi
Jember, 11 September 2016

Tidak ada komentar:

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...