Senin, 15 September 2025

LIFELONG LEARNING – PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP : SUATU LATAR BELAKANG

LIFELONG LEARNING – PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP : SUATU LATAR BELAKANG



Usia tidak menghalangi seseorang untuk melakukan belajar (study) dan pembejaran (learning). Belajar (Study) memiliki fokus pada proses dalam konteks akademis, seperti mempelajari mata pelajaran tertentu atau mengambil program studi. Proses belajar yang lebih terstruktur, formal, dan biasanya terkait dengan akademis atau bidang disiplin ilmu tertentu. Proses belajar ini memiliki tujuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang studi tertentu.

Sedangkan pembelajaran (learning) memiliki makna yang lebih luas merujuk pada proses memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau pemahaman baru secara umum, tidak harus terbatas pada konteks formal. Pembelajaran memiliki fokus proses mendapatkan pengetahuan, keterampilan, atau pemahaman baru secara umum melalui berbagai pengalaman.  Pembelajaran memiliki aspek mengubah perilaku atau mengembangkan kemampuan baru, yang bisa bersifat positif dan berkelanjutan.

Dalam konteks pendidikan, belajar dan pembelajaran mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan proses sadar, terencana, dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi individu secara menyeluruh (spiritual, intelektual, emosional, dan fisik) melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar menjadi manusia yang cakap, kritis, dan bertanggung jawab untuk menghadapi kehidupan dan memenuhi peran di masyarakat.

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan. Belajar dan Pembelajaran untuk mengembangkan potensi diri dalam meningkatkan kualitas hidup. Pemahaman tentang konsep belajar dan pembelajaran sangat penting diketahui oleh para edukator untuk dapat membantu para peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan dan mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tingkat keberhasilan dari belajar dan pembelajaran dilihat dari keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, Tercapainya tujuan pembelajaran memperlihatkan keberhasilan edukator dalam menjalani proses belajar dan pembelajaran secara efektif dan efisien yang dilihat dari interaksi antara komponen pendidikan.

Proses belajar dan pembelajaram, dalam pendidikan, mengharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik yang signifikan serta lebih baik dan benar. Perubahan perilaku dari hasil belajar dan pembelajaran memiliki sifat continue, fungsional, positif, aktif dan terarah.

Perubahan dalam proses belajar dan pembelajaran, merupakan suatu keniscayaan bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Aspek-aspek perubahan sebagai suatu keniscayaan bagi manusia meliputi: konsep perubahan (sebagai suatu keniscayaan dan bagian dari takdir Allah), orientasi perubahan (menuju kebaikan dan keselamatan yang diamanahkan Tuhan), faktor penyebab perubahan (internal dan eksternal seperti penemuan baru dan interaksi sosial), serta cara mewujudkan perubahan (berusaha, bersabar, dan berbekal tekad serta komitmen spiritual).

Perubahan, dalam konteks ajaran Islam, merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan manususia dalam sepanjang hidupnya. Al-Qur'an mengajarkan bahwa perubahan adalah bagian dari takdir Allah, menjadi dasar bahwa manusialah yang harus memulai perubahan.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS Ar-Ra'd: 11).

        Dengan demikian, proses pembelajaran sepanjang hidup manusia (Lifelong learning) merupakan hal yang niscaya (tentu, pasti, atau tidak boleh tidak) dijalani oleh manusia. Tulisan artikel ini berupaya mengulas tentang konsep pembelajaran sepanjang hidup manusia (lifelong learning concepts) yang berkembang secara umum dan yang berkembang dalam khazanah Ke-Islaman.

 

Kencong, 13 September 2025

Kamis, 11 September 2025

KOMPOSISI

 


KOMPOSISI

@edukatortambeng (Y.S.H.)

“Setiap sesuatu memiliki tata susunan (komposisi)”

 

Umum

Komposisi  secara harfiah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki pengertian n 1. susunan; 2. tata susun; 3. Mus. gubahan, baik instrumental maupun vokal; 4. teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yang indah dan selaras; 5 Sen integrasi warna, garis, dan bidang untuk mencapai kesatuan yang harmonis.

Komposisi, secara terminologi, berarti susunan, tata susun, atau pengaturan berbagai unsur menjadi satu kesatuan yang harmonis atau teratur. Makna ini berlaku umum dan juga khusus dalam berbagai bidang.

Makna umum dari komposisi adalah bagaimana suatu hal disusun atau ditata secara keseluruhan. komposisi selalu berkaitan dengan penyusunan atau penataan elemen-elemen yang berbeda menjadi satu kesatuan yang padu dan bertujuan. Setiap sesuatu memiliki komposisi di dalam diri sesuatu tersebut.

Makna khusus dari komposisi, sebagai tata susun sesuatu, berlaku dalam masing-masing bidang. Komposisi bahasa adalah susunan atau tata susun dari kata-kata, morfem, atau elemen-elemen linguistik lainnya untuk membentuk makna yang utuh atau konsep baru. Ini bisa berupa penggabungan dasar kata (morfologi) seperti pemajemukan untuk menciptakan kata baru, atau penyusunan kalimat dan teks (sintaksis dan naratologi) untuk menyampaikan gagasan secara efektif.

Komposisi dalam Seni Rupa adalah penempatan atau aransemen unsur-unsur visual (warna, garis, bentuk) dalam sebuah karya seni agar tercipta kesatuan yang harmonis dan menarik secara estetika. Komposisi dalam Musik merupakan karya musik itu sendiri (gubahan instrumental atau vokal) atau teknik dalam menyusun karangan musik agar indah dan selaras. Komposi dalam Bidang Pangan mengacu pada daftar bahan (ingredients) yang menyusun suatu produk makanan, yang biasanya ditulis berurutan dari jumlah terbanyak hingga tersedikit.  Komposisi bidang Matematika, dalam hal ini komposisi bilangan merupakan kegiatan atau cara menyusun bilangan-bilangan tertentu menjadi satu keseluruhan.

 

Buku Komposisi

“Komposisi: sebuah Pengantar Kepada Kemahiran Bahasa” yang ditulis oleh drs. Gorys Keraf sejak awal diterbitkannya pada tahun 1973 telah menjadi referensi / acuan dalam berbagai bahasan dan penelitian kebahasaan maupun bidang lain yang terkait pendefinisian maupun tata susunan sesuatu.

Buku Komposisi tersebut memberikan penjelasan bagaimana tehnik seorang penulis dalam melengkapi sebuah karyanya. Pembahasan utama dari buku Komposisi ini tentang penyusunan karya tulis ilmiah dengan mengulas berbagai aturan dasar berbahasa (tulis) Indonesia yang baik dan benar. Mulai dari pungtuasi, efektifitas kalimat, alinea, dsb.

Buku yang telah diterbitkan dalam puluhan tahun telah menjadi referensi utama dalam bidang kepenulisan dan kebahasaan. Dalam buku ini diulas berbagai aspek dalam penyusunan karya tulis ilmiah , serta terdapat pula aturan-aturan penyusunan bibliografi, penulisan catatan kaki, dan sebagainya.

Komposisi yang ditulis Keraf ini menjadi salah satu buku klasik di bidang penulisan. Materi pembahasannya cukup luas, mulai dari pungtuasi, kalimat efektif, penyusunan alinea, sampai masalah penyusunan laporan. Buku Komposisi ini merupakan salah satu pegangan terbaik bagi mereka yang sedang terlibat dalam penyusunan karya ilmiah, atau untuk mereka yang sekedar ingin menambah kemahiran berbahasa Indonesia.

 

Tentang Penulis: drs. Gorys Keraf

Gorys Keraf lahir di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Desa Lamalera, daerah Lembata, 17 November 1936. Laki-laki bernama asli Gregorius Keraf ini merupakan lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI), jurusan Sastra Indonesia dengan kejuruan Linguistik.

Pada tahun 1978, beliau meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “Morfologi Dialek Lamalera”. Sejak tahun 1963, Gorys Keraf menjadi dosen tetap di Fakultas Sastra UI. Beliau meninggal di usia 61 tahun, 30 Agustus 1997.

Gorys Keraf menjadi sebagai ahli bahasa kenamaan dari Indonesia karena kepakarannya dalam bidangnya. Namanya sangat dikenal dalam kajian lingustik maupun dalam buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia. Keraf berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu bahasa Indonesia. Banyak karya yang telah dia ditulis, di antaranya adalah:

1.      Tata Bahasa Indonesia (Nusa Indah, 1970)

2.      Diksi dan Gaya Bahasa (1970)

3.      Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa (Nusa Indah, 1973)

4.      Eksposisi dan Deskripsi (Nusa Indah, 1981)

5.      Argumentasi dan Narasi (1985)

6.      Linguistik Bandingan Historis (Gramedia, 1984)

7.      Linguistik Bandingan Tipologis (1990)

8.      Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum (1992)

Kencong, 11/09/2025 02.20

LIFELONG LEARNING – PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP : SUATU LATAR BELAKANG

LIFELONG LEARNING – PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP : SUATU LATAR BELAKANG Usia tidak menghalangi seseorang untuk melakukan belajar ( study ) ...