Batu
Gong tidak berbentuk bulat, serta tidak berbentuk kotak, di satu sisi
terdapat tonjolan sehingga membentuk seperti gong. Batu ini terbuat dari
bahan andesit yang alami.
Batu Gong merupakan salah satu asset benda
Cagar Budaya yang dimiliki Kabupaten Jember yang berada di areal Perhutani.
Identifikasi dan pemeliharaan cagar budaya ini menjadi tanggung jawab dari Pemerintah
Kabupaten Jember.
Semula
batu ini berada di bukit, untuk menampakkan bentuk batu maka digali dengan
kedalaman satu meter lebih di sekeliling batu. Panjang sekitar 218 centimeter,
sedangkan lebarnya kurang lebih 180 centimeter.
Tonjolan
yang menyerupai gong kurang lebih 20 centimeter dengan diameter antara 60
sampai 65 centimeter. Tonjolan ini mengingatkan kita kepada bentuk tumpeng
dengan gunungannya yang sudah dipotong.
Di
salah satu sisi batu terdapat aksara yang terdiri dari lima huruf. Aksara ini
tergolong dalam aksara Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Pada
Desember 1933 Dr. W. F. Stutterheim, arkeolog Belanda, melakukan penelitian
tentang kekunoan (oudheidkundig) di lokasi Batu Gong ini dan berhasil membaca
aksara di Batu Gong ini.
Aksara
ini berbunyi “PARVVATESWARA” yang bermakna “DEWA GUNUNG”. Diakui beraliran
Shiwa, Stuterheim menduga tonjolan di batu gong sebagaio Lingga.
|
Kajian
arkeologis dan perbandingan aksara yang dilakukan Stutterheim menyatakan
keberadaan batu gong berasal dari masa sebelum Majapahit ada. Asal zaman
keberadaan Batu Gong lebih tua dari dinasti Majapahit.
Aksara
yang terdapat di Batu Gong mempunyai kesamaan dengan Prasasti Dinaja yang
berasal dari Abad ke-8 Masehi. Hurufnya tidak berbeda dengan Prasasti Sanjaya
yang berasal dari tahun 732 Masehi.
Prasasti
Batu Gong Jatian – Rambipuji mempunyai kelas yang sama dengan Prasasti
Punawarman di Jawa Barat dan Mulawarman di Kalimantan. Juga tidak berbeda
dengan Prasasti Toek Mas di Jawa Tengah yang berasal sekitar tahun 650
Masehi.
Dengan
keterangan di atas, Prasasti Batu Gong Jatian – Rambipuji diperkirakan
berasal dari antara tahun 650 Masehi – 732 Masehi. Sehingga tepat dikatakan
berasal dari antara abad ke-7 Masehi dan 8 Masehi.
Batu
Gong ini berasal dari masa Hindu dengan aliran Siwa. Tonjolan dalam batu itu,
oleh Stutterheim, diperkirakan sisa kerucut yang awal adalah Lingga yang
dipotong seperti memotong tumpeng.
Keterangan
siapa yang membikin atau meletakkan batu tersebut di lokasi ini masih menjadi
misteri. Belum ada keterangan yang mendalam tentang asal-usul batu gong ini.
|
Minggu, 07 Oktober 2012
BATU GONG PETANDA PERADABAN JEMBER (02)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia
Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...
-
Ilmu Pengetahuan (science) memiliki dua hal yang menjadi unsur utama saling berhubungan, yaitu: obyek dan subyek. Ilmu pengetahuan sen...
-
Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...
-
Oleh Y. Setiyo Hadi (Penulis) Pengerajin batu (termasuk pengerajin batu akik / batu mulia) merupakan profesi yang paling tua dalam ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar