Minggu, 07 Oktober 2012

BATU GONG PETANDA PERADABAN JEMBER (02)



Batu Gong tidak berbentuk bulat, serta tidak berbentuk kotak, di satu sisi terdapat tonjolan sehingga membentuk seperti gong. Batu ini terbuat dari bahan andesit yang alami.
 Batu Gong merupakan salah satu asset benda Cagar Budaya yang dimiliki Kabupaten Jember yang berada di areal Perhutani. Identifikasi dan pemeliharaan cagar budaya ini menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Semula batu ini berada di bukit, untuk menampakkan bentuk batu maka digali dengan kedalaman satu meter lebih di sekeliling batu. Panjang sekitar 218 centimeter, sedangkan lebarnya kurang lebih 180 centimeter.
Tonjolan yang menyerupai gong kurang lebih 20 centimeter dengan diameter antara 60 sampai 65 centimeter. Tonjolan ini mengingatkan kita kepada bentuk tumpeng dengan gunungannya yang sudah dipotong.
Di salah satu sisi batu terdapat aksara yang terdiri dari lima huruf. Aksara ini tergolong dalam aksara Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Pada Desember 1933 Dr. W. F. Stutterheim, arkeolog Belanda, melakukan penelitian tentang kekunoan (oudheidkundig) di lokasi Batu Gong ini dan berhasil membaca aksara di Batu Gong ini.
Aksara ini berbunyi “PARVVATESWARA” yang bermakna “DEWA GUNUNG”. Diakui beraliran Shiwa, Stuterheim menduga tonjolan di batu gong sebagaio Lingga.
Kajian arkeologis dan perbandingan aksara yang dilakukan Stutterheim menyatakan keberadaan batu gong berasal dari masa sebelum Majapahit ada. Asal zaman keberadaan Batu Gong lebih tua dari dinasti Majapahit.
Aksara yang terdapat di Batu Gong mempunyai kesamaan dengan Prasasti Dinaja yang berasal dari Abad ke-8 Masehi. Hurufnya tidak berbeda dengan Prasasti Sanjaya yang berasal dari tahun 732 Masehi.
Prasasti Batu Gong Jatian – Rambipuji mempunyai kelas yang sama dengan Prasasti Punawarman di Jawa Barat dan Mulawarman di Kalimantan. Juga tidak berbeda dengan Prasasti Toek Mas di Jawa Tengah yang berasal sekitar tahun 650 Masehi.
Dengan keterangan di atas, Prasasti Batu Gong Jatian – Rambipuji diperkirakan berasal dari antara tahun 650 Masehi – 732 Masehi. Sehingga tepat dikatakan berasal dari antara abad ke-7 Masehi dan 8 Masehi.
Batu Gong ini berasal dari masa Hindu dengan aliran Siwa. Tonjolan dalam batu itu, oleh Stutterheim, diperkirakan sisa kerucut yang awal adalah Lingga yang dipotong seperti memotong tumpeng.
Keterangan siapa yang membikin atau meletakkan batu tersebut di lokasi ini masih menjadi misteri. Belum ada keterangan yang mendalam tentang asal-usul batu gong ini.

Tidak ada komentar:

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...