Kamis, 21 Mei 2015

MENGENAL LEBIH LANJUT DUNIA PERAKIKAN




Oleh
Y. Setiyo Hadi

Awal Percakapan
Ada keraguan pada beberapa kalangan berkaitan terjadi Booming Perakikan di era tahun 2015 ini. Beberapa kalangan menganggap booming perakikan akan bernasib sama dengan seperti booming ikan lohan, tanaman anturium, serta booming2 lainnya yang seumur jagung tidak abadi.

Mari kita mengenal lebih lanjut perkembangan dunia perakikan. Untuk menguji tanggapan beberapa kalangan yang pesimis menyatakan bahwa booming perakikan akan bernasib sama dengan booming anturium yang bernafas sesaat.

Perakikan (akik yang dikenal masyarakat Nusantara) di dunia barat dikenal sebagai Gemstone atau Batu Mulia atau permata. Gemstone menjadi istilah mendunia yang berkembang berabad-abad untu menunjukkan hasil dan pengolahan batu mulia.

Gem stone atau batu mulia secara umum dibagi menjadi dua katagori, yaitu precious stones dan semi precious stones. Precious stones ini yang dikenal sebagai permata, sedangkan semi precious stones kemudian yang dikenal dengan akik.

Secara umum batu mulia, baik permata maupun akik, merupakan kristal mineral yang dibentuk potongan dan dipoles yang umum dipergunakan sebagai perhiasan. Tidak semua jenis batu dapat digunakan sebagai batu mulia, hanya batu tertentu yang mempunyai kriteria sebagai batu mineral.

Umumnya, batu yang digunakan sebagai batu mulia memiliki kandungan organik tertentu serta memiliki kekerasan yang lebih dibandingkan dengan jenis batu lainnya. Batu mulia memiliki kekerasan yang lebih dibandingkan yang bukan batu mulia.

Pengolahan dan penggunaan batu mulia telah ada sejak zaman prasejaraah. Dari berbagai peninggalan sejarah peradaban umat manusia dapat ditemukan awal zaman kuno berbagai ukiran permata dalam berbagai peninggalan batu, seperti juga yang terukir dalam cangkir atau berbagai peralatan kehidupan manusia lainnya.

Batu mulia dalam sejarah umat manusia memunculkan profesi atau pekerjaan yang berkaitan dengan pengolahan proses menjadikan batu mulia. Para pembuat batu dikenal dengan sebutan sebagai pemotong batu mulia atau gemcutter.

Perdagangan batu mulia menjadi abadi sepanjang sejarah umat manusia sebagai penikmat kebesaran Tuhan Maha Kuasa dalam menciptakan bebatuan untuk kehidupan manusia. Muncul industri batu mulia (gemstone industry) di berbagai belahan dunia sejak berabad-abad lalu serta munculnya kajian ilmiah tentang  batu mulia yang dikenal sebagai gemology menjadi bukti keabadian dari penikmatan batu mulia dari dulu, sekaran, serta sampai di masa datang.

Karakteristik Dan Klasifikasi Batu Mulia
Batu mulia dibentuk sedekian rupa dibedakan berdasarkan karakteristiknya dan kualitasnya. Pembagian tradisilonal di Barat yang berakar dari tradisi Yunani Kuno membagi batu hias ini menjadi dua. Pertama, batu mulia (precious stones) seperti berlian, rubi, safir, dan zamrud. Kedua, batu semi mulia (semi precious stones) yang dikenal di Indonesia / Nusantara sebagai batu akik.

Batu mulia sejak zaman kuno memperlihatkan kelangkaan batu dan kualitas batu. Batu mulia yang tergolongkan dalam precious stones memperlihatkan tembus warnanya dan bentuknya. Batu mulia memiliki kadar kekerasan dari 8 sampai 10 pada skala Mohs.

Klasifikasi atau pembagian jenis batu mulia dapat berdasarkan warna, tembus dan kekerasan batu. Pembagian ini bisa mencerminkan nilai yang terkandung dalam batu mulia yang berbeda-beda. Garne relatif murah. Garnet hijau yang dikenal sebagai Tsavorite lebih berharga dibandingkan zamrud.

Batu-batu semi muliah dapat ditemukan dalam perkembangan sejarah dan arkeologi seni yang dikenal sebagai  hardstone. Penggunaan batu sebagai hiasan dapat ditemukan dalam berbagai peninggalan sejarah dan arkeologi pada berbagai peninggalan sejarah.

Perkembangan di zaman modern, keberadaan batu mulia baik dari sumber maupun proses dan hasil batu mulia di kaji dalam ilmu pengetahuan di bidang GEMOLOGY. Pakar ilmu perbatuan mulia dikenal sebagai GEMOLOGIST.

Pakar gemology mengklasifikasikan karakter batu berdasarkan komposisi dari unsur kimianya dalam sumber batunya. Misalnya, berlian yang berasal dari karbon (C) dan rubi lebih dominan unsur aluminium oksidanya  (Al 2 O).

Selain itu, batu mulia selain diklasifikasikan berdasarkan sistem kristal, juga diklasifikasikan dalam berbagai bagi yang berbeda, jenis, dan varietas yang berbeda-beda. Sistem kristal dalam suatu batu dapat berupa kubi atau trigonal maupun monoklinik, seperti: permata atau batu berlian yang memiliki sistem kristal kubik yang biasanya sebagai octahedrons.

Warna dari batu mulia juga digunakan dalam membedakan penamaan dari berbagai jenis batu mulia. Ruby yang dominan warna merahnya, Emerald berwarna hijau, aquamarine berwarna biru, beryl merah berwarna merah, goshenite tidak berwarna, Heliodor berwarna kuning, serta Morganite berwarna merah muda. Secara ilmiah, batu mulia atau permata diklasifikasikan berdasarkan indeks bias, dispersi, berat jenis, kekerasan, belahan potongan, fraktur, dan kilau dari batu mulia tersebut.

Tidak ada komentar:

STORY LINE BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur – Indonesia

  Story Line BOEMI POEGER (LANDSCHAP EN REGENTSCHAP POEGER) : Wilayah Sejarah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur –...